Overview
Diskon 70% untuk subscriber platinum!
Klik link ini untuk melihat panduan layanan serticlass!
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih menjadi permasalahan utama bidang kesehatan serta masih jauh dari target global SDGs. Dari hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menyebutkan AKI 305/100.000 Kelahiran Hidup (KH), dan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024 untuk AKI sebesar 183/100.000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Neonatal (AKN) masih tinggi di Indonesia. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menyebutkan AKN adalah 15/1.000 KH dengan target 2024 adalah 10 per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 24/1.000 KH dengan target 2024 adalah 16/1.000 KH. Sedangkan target 2030 secara global untuk AKI adalah 70/100.000 KH, AKB mencapai 12/1.000 KH dan AKN 7/1.000 KH.
Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (AKI) didunia yaitu sebanyak 303.000 jiwa. Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yaitu sebesar 235 per 100.000 kelahiran hidup (ASEAN Secretariat, 2020). Menurut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia meningkat dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007-2012. Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan pada tahun 2012-2015 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup dan jumlah kematian ibu di Indonesia pada tahun 2019 yaitu sebanyak 4.221 kasus (Kemenkes RI, 2019).
Program PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) meliputi pelayanan gawat darurat obstetri dan neonatal di rumah sakit, termasuk stabilisasi di UGD, penanganan kasus gawat darurat, tindakan operatif cepat dan tepat, perawatan intensif ibu dan bayi, serta pelayanan asuhan antenatal risiko tinggi.
Program PONEK bertujuan untuk memberikan pelayanan komprehensif dalam menangani kegawatdaruratan terkait kehamilan, persalinan, dan nifas, serta masalah pada bayi baru lahir. Beberapa aspek penting dalam program PONEK meliputi: Stabilisasi di UGD yaitu Penanganan awal pasien gawat darurat obstetri dan neonatal di Unit Gawat Darurat, termasuk stabilisasi kondisi pasien dan persiapan untuk tindakan lebih lanjut. Penanganan Kasus Gawat Darurat yaitu Tim PONEK yang terlatih menangani kasus-kasus gawat darurat di ruang tindakan, seperti perdarahan, preeklamsia, eklampsia, persalinan macet, dan masalah pada bayi baru lahir. Tindakan Operatif Cepat dan Tepat yaitu Meliputi tindakan seperti laparotomi (pembedahan perut) dan seksio sesaria (operasi caesar) yang dilakukan secara cepat dan tepat untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Perawatan Intensif yaitu Perawatan intensif bagi ibu dan bayi yang membutuhkan perawatan khusus, baik di ruang perawatan intensif ibu maupun neonatal. Asuhan Antenatal Risiko Tinggi yaitu Pelayanan untuk ibu hamil dengan risiko tinggi yang membutuhkan pemantauan dan penanganan khusus selama kehamilan. Pelayanan Ginekologis yaitu Pelayanan kesehatan terkait masalah organ reproduksi wanita. Pelayanan Penunjang Medik yaitu Dukungan pelayanan laboratorium, radiologi, dan pemeriksaan penunjang lainnya untuk menunjang diagnosis dan penanganan kasus. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yaitu Pemberian ASI segera setelah lahir untuk mendukung kesehatan ibu dan bayi. Rawat Gabung yaitu Ibu dan bayi dirawat dalam satu ruangan untuk memperkuat ikatan dan mendukung proses menyusui. Pelayanan Metode Kanguru (PMK) yaitu Perawatan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dengan metode kanguru (skin-to-skin contact) untuk menjaga suhu tubuh dan mempercepat pertumbuhan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka sebagai lembaga pelatihan dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, maka kami akan menyelenggarakan kegiatan Webinar Kesehatan Nasional Kegawatdaruratan Obsetri dan Peran Tenaga Kesehatan dalam Program Nasional PONEK dengan tujuan membantu menyosialisasikan serta meningkatkan pengetahuan dan kompetensi tenaga kesehatan terkait program nasional PONEK yang akan dibawakan oleh narasumber yang profesional dan ahli dalam bidangnya.