Proses penuaan adalah fenomena global yang berdampak signifikan pada kesehatan dan kualitas hidup populasi lanjut usia. Dengan meningkatnya proporsi lansia di dunia, termasuk Indonesia, tantangan kesehatan seperti sarkopenia, osteoporosis, dan gangguan metabolik menjadi perhatian utama. Terapi gizi, termasuk penggunaan suplemen seperti karnitin dan koenzim Q10, menawarkan pendekatan inovatif untuk mendukung penuaan yang sehat. Untuk mendiskusikan topik ini, kegiatan “NGOPI BARENG – Silaturahim, Berbagi Ilmu, dan Diskusi” dengan tema “Antioxidants for Wellness and Aging: Which One Should We Choose?” yang akan diadakan secara luring pada Minggu, 13 April 2025, di Bandung, memberikan ruang bagi para dokter spesialis gizi klinik untuk berbagi wawasan dan pengalaman.

Penuaan yang tidak dikelola dengan baik dapat memicu berbagai komplikasi kesehatan, seperti sarkopenia, osteoporosis, gangguan kardiovaskular, diabetes, dan penurunan fungsi kognitif. Salah satu kondisi yang paling umum adalah sarkopenia, yang ditandai dengan penurunan massa dan kekuatan otot. Penurunan ini tidak hanya berdampak pada mobilitas dan kemandirian individu, tetapi juga meningkatkan risiko cedera, seperti jatuh, yang dapat berujung pada kecacatan atau bahkan kematian. Dampak ini menegaskan pentingnya pendekatan holistik untuk mengelola penuaan secara efektif.

Pendekatan nutrisi menjadi salah satu strategi utama dalam mendukung penuaan yang sehat. Terapi nutrisi yang mencakup asupan protein berkualitas, serat, lemak sehat, dan mikronutrien telah terbukti dapat meningkatkan kesehatan lansia secara keseluruhan. Selain itu, suplemen seperti antioksidan telah menarik perhatian karena kemampuannya dalam melawan stres oksidatif, salah satu faktor utama yang mempercepat proses penuaan. Dengan demikian, pendekatan yang terintegrasi antara pola makan sehat dan suplementasi menjadi sangat relevan dalam menjaga kualitas hidup lansia.