Fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), baik tingkat primer, sekunder, maupun tersier, memiliki tanggung jawab besar dalam menyampaikan data yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Namun, masih sering dijumpai berbagai permasalahan seperti ketidaksesuaian koding diagnosis, ketidakpaduan data antar sistem, serta kurangnya kemampuan analisis statistik di level pelaksana. Permasalahan tersebut berdampak langsung pada kualitas data yang dilaporkan, sehingga berpotensi menghambat kebijakan berbasis data dan sistem pelaporan nasional seperti SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit), P-Care, maupun aplikasi lainnya yang dikelola Kementerian Kesehatan.

Koding klinis (clinical coding) adalah proses penerjemahan informasi medis menjadi kode diagnosis dan tindakan berdasarkan standar klasifikasi seperti ICD-10 dan ICD-9-CM/ICD-10-PCS. Proses ini menjadi pondasi utama dalam pelaporan data medis yang sistematis dan seragam. Sementara itu, analisis statistik diperlukan untuk menginterpretasi data, memantau tren, dan menilai efektivitas program kesehatan. Tanpa kemampuan analisis yang memadai, data hanya akan menjadi angka tanpa makna strategis.

Untuk menjawab tantangan tersebut, dibutuhkan peningkatan kapasitas SDM di fasyankes melalui kegiatan edukatif dan partisipatif seperti webinar.